Tersesat Di Tengah Hutan | Wisata Alam Jayagiri
22 July 2014
Saya suka Camping (berkemah), sejak kecil saya sering mengikuti kegiatan camping yang diadakan Sekolah, Berkemah kegiatan pramuka tahunan seperti persami atau perkajum pada bulan Agustus atau kegiatan Berkemah hanya sebatas latihan pramuka. Sewaktu SD, saya bahkan menjadi salahsatu peserta terkecil utusan sekolah yang ikut kemah di Ranggawulung. waktu itu, saya masih kelas 4 SD. Menginjak usia SMP saya masih suka berkemah, beberapa tempat favorit berkemah di Cirebon pernah saya ikuti.
Menginjak usia SMA, saya sudah mulai meninggalkan hobi tersebut, saya beralih mulai baca buku-buku backpack dan travelling, dan nyoba-nyoba backpack singkat di Sekitar Surabaya dan Madura, namun waktu itu saya masih takut-takut sehingga setiap perjalanan selalu luput dari ingatan hingga lupa menulisnya.
Semasa kuliah, saya juga masih suka berkemah, tapatnya pas beberapa kegiatan MABIM (Masa Bimbingan Mahasiswa), namun pengalaman beberapa mabim, saya selalu jatuh sakit dan tidak kuat dingin. Itu yang membuat saya berpikir sepertinya saya sudah berhenti ber camping.
Selepas kuliah, suatu saat teman di HMI mengajak untuk ber camping ke Jayagiri, saya pikir tidak ada salahnya saya mencoba lagi camping ke gunung, toh inilah bagian dari backpacak dan adventure, sayapun berkemas dan ikut camping.
Jaya Giri menjadi pilihan utama, selain tempatnya terjangkau, ada beberapa teman dari Pecinta Alam juga yang sudah pernah ke Jayagiri, sehingga bisa memandu perjalanan kami ke Jayagiri.
Beberapa barang yang saya siapkan.
- Tas Daypack merek Eiger beli di Sini
- Sliping Beg (saya selalu salah menyebutnya, dengan Playing Beg)
- Kaos (Kaos andalan, bergambar “Adventure, black metal danLaa Furia Roja”)
- celana Luar & Dalam
- Beberapa makanan ringan dan air
- Kaos kaki
- Jas Hujan

Dari kanan ke kiri: Berdiri: Sodaranya Kelvi, Sopyan, Ujang Suryadi, Kelvi, Ketum Akel, Nurjali, Indro, Iki, Saya. Duduk: Mas Agung IBCS, Sekum Awal, Bu Irma, Ketua KBPA Gigin FS. Yang moto,,, Bung Rama.
Menuju Puncak Jaya Giri
Taman hutan Jaya Giri Lembang merupakan salah satu tempat wisata yang ada di Bandung Jawa Barat. Bosan berkunjung ketempat wisata yang itu itu saja, anda dapat mencoba tempat wisata yang satu ini . di Bandung memang banyak sekali tempat wisata yang sangat menarik dan di Bandung memang terkenal dengan tempat wisata yang berlokasi dipegunungan. Nah taman hutan jaya giri ini merupakan salah satu tempat wisata yang unik, ditaman ini anda dapat melakukan kegiatan. Jaya giri sebenarnya adalah merupakan nama kampung yang berda di Bandung Jawa Barat, dengan mengunjungi objek wisata ini anda akan merasakan sensasi yang menyejukan. Disini masih sangat alami dan dengan pepohonan yang sangat indah membuat udara semakin sejuk, ditambah lagi tempat ini masih sedikit pengunjung sehingga masih sangat asri dan masih sangat bersih. (Sumber: infowisata.co.id)
Saya dan temen-temenpun berjalan kaki menyusuri jalan setapak ke Jayagiri, dengan menapaki batu-batu terjal dan semak belukar, perjalanan menuju puncak memerlukan waktu sekitar 3 jam-an (kurang lebih), sesampainya dipuncak, sekitar ba’da maghrib, kita nyampe puncak dan segera mendirikan tenda. Kebetulan sekali, dipuncak kita bertemu dengan anak-anak WR, sehingga suasana cempingpun bertambah meriah, dapet kenalan baru dan temen baru.
Bala-bala hangat
Dipuncak Jayagiri kita sudah disiapkan makanan berupa bala-bala hangat oleh Nenek kuncen Jayagiri (Saya lupa namanya), Luar biasa, di tengah hutan belantara, ternyata ada nenek yang buka warung kopi, yang menyediakan juga makanan dan jajanan ringan, dan nenek itupun hidup sendiri, saya kagum sama beliau, meskipun beberapa ceritanya sangat “mistis”.
Ba’da Isya kita ngadain acara pentas seni dan cerita-cerita, dengan api unggun layak berkemah pada umumnya, ditemani rokok-rokok kretek dan kopi hitam, hanya saja acara kita terpotong oleh hujan, akhirnya kita bubar dan memasuki tenda masing-masing.
Besoknya, kita photo-photo, persiapan buat update di Facebook dan Display Picture BB masing-masing, dengan menggunakan kamera kesayangan saya, Pentax. hehe,,, Setelah cukup berphoto ria, kitapun langsung berkemas untuk kembali pulang.
Ketua KBPA Subang, yang juga kader senior HMI, Gigin Fajar Sujalaga berinisiatif untuk pulang dengan track yang berbeda, yaitu menuju Tangkuban Perahu, kita pun menyanggupi. Track pulang rupaya ekstrem, menyusuri hutan belantara, berjumpa dengan beberapa makhluk liar, serigala, kera hutan, dan burung-burung liar, untung saja kita tidak bertemu dengan harimau ataupun ular buas.
Menyusuri hutan Jayagiri menjadi pengalaman yang menakjubkan, tak henti-hentinya saya bertasbih melihat keindahan alam hutan, ini semua merupakan tanda-tanda kebesaran tuhan. Pohon-pohon asing yang besar dan tinggi menjulang, spesies-spesies tanaman yang baru saya kenal, suara-suara binatang hutan bersahutan, perjalanan yang ditemani rintik hujanpun membuat saya semakin terkagum akan kebesaran-Nya.
Perjalanan pulang kita sempat tersesat, namun dengan sigap, temen-temen KBPA berinisiatif dengan insting rimba mereka menemukan kembali jalan pulang, akhirnya kitapun sampai ke Tangkuban perahu, meskipun kita mesti berurusan terlebih dahulu dengan pihak pengelola TP, karena kita memasuki kawasan hutan lindung yang tidak boleh dilalui. Apalah daya, namanya juga tersesat, setelah berdebat sebentar akhirnya kitapun langsung turun ke gerbang Tangkuban perahu.
Kembali ngetrek mobil.
Setelah sekitar 15 tahun lamanya tidak ngetrek (nyetop mobil lewat, kemudian kita menumpang) seperti layaknya yang saya lakukan sewaktu SMA akhirnya sayapun mengalami kembali. Karena yang mau jemput kita berhalangan datang akhirnya kitapun nekat memberhentikan mobil, pindah dari satu mobil pick-up ke mobil pick-up lainnya, hingga akhirnya kitapun nyampe Subang dengan selamat.
Jayagiri luar biasa, dan inipun merupakan persiapan saya menuju puncak Mahameru akhir tahun nanti, semoga…
Salam Lestariii,,,,
Sahabat Epul Katama, kali ini saya akan men-share cerita saya sewaktu backpacker ke Karimun Jawa, kepulauan indah yang berada di Laut Jawa di pertengahan pulau Jawa dan Kalimantan. Tepatnya berada lautan lepas Kota Jepara, Jawa Tengah.
Ini merupakan tempat backpack atau traveling yang direkomendasikan oleh saya, selain tempatnya indah, banyak destinasi wisatanya, mulai dari wisata pantai, lepas pantai ataupun pegunungan, namun Karimun Jawa memang merupakan kawasan wisata pantai. Entahlah, meskipun saya berasal dari daerah pantai, saya tidak akan pernah bosan berwisata ke pantai. Memandang pantai itu membuat hati saya bebas, lepas dan ceria, hehe,,, sesuai selogan saya “Terus Semangat dan Selalu Ceria”
Ada beberapa hal yang menarik di Karimun Jawa.
- Pertama, Pasir putih
Karimun Jawa memiliki pantai yang berpasir putih, sejauh mata memandang pantai adalah pasir putih, sehingga membuat air laut menjadi jernih berwarna kebiru-biruan, bahkan beberapa meter lepas pantai, dasar pantai terlihat begitu jelas. Itu yang membuat saya terkagum, maklum lah, meskipun saya tinggal di pesisir pantai, pantai di Pondok Bali (tempat tinggal saya), keruh dan bercampur sampah.
Pantai di Karimun Jawa hampir mirip dengan pantai-pantai di Bali, bahkan menurut saya Karimun Jawa lebih indah, hanya saja mungkin belum banyak dikenal oleh wisatawan asing, selain itu, Bali tentunya mempunyai daya tarik Kebudayaan nya.
Beberapa pantai yang saya kunjungi di Karimun Jawa diantaranya adalah Pantai Tanjung Gelem, dengan pasir putih dan batu-batu karang, sayangnya Sunset yang saya tunggu gagal ditemui, karena terhalang oleh mendung, saya dengan beberapa teman hanya photo-photo di pantai tersebut.
Pantai lainnya Batu Topeng, disana, kami juga tidak menemukan Sunset, Huh… Gagal sunset deh,,,
- Ke-dua, Wisata Lepas Pantai dan Dasar Laut
Karimun Jawa memiliki wisata lepas pantai, seperti water sport, snorkeling, diving dan lain-lain. Di Karimun Jawa saya juga berwisata lepas pantai seperti snorkeling, Ini pengalaman pertama saya snorkeling,
Kalian tau kan snorkeling? snorkeling itu adalah selam dangkal (skin diving) adalah kegiatan berenang atau menyelam dengan mengenakan peralatan berupa masker selam dan snorkel. Selain itu, penyelam sering mengenakan alat bantu gerak berupa kaki katak (sirip selam) untuk menambah daya dorong pada kaki (baca wikipedia).
Ternyata, Snorkeling bisa dilakukan juga oleh orang yang tidak bisa berenang seperti saya, dengan dibekali life jacket, masker selam dan snorkel, saya bisa menikmati keindahan dasar laut Karimun jawa, bisa bercengkrama dengan ikan-ikan indah dan menikmati biota laut. Dan yang paling asik, saya bisa narsis di dasar laut dengan photo dasar laut.
Liat gambar, keren kan? Jhaha…
- Ke-tiga, Penangkaran Hiu
Wisata Karimun Jawa lainnya yang menarik adalah penangkaran hiu, ini juga pengalaman pertama saya berenang dengan dikelilingi oleh hiu-hiu, rasanya awesome banget, saya berenang dalam kolam yang berisi hiu-hiu berukuran sedang dan kecil, kemudian pemandu memberi makanan berupa ikan-ikan kecil, kemudian ketika hiu berkumpul didekat saya, pemandu memotonya,memang menyeramkan, namun cukup memicu adrenalin. Satu syarat untuk bisa berenang bersama hiu, kita jangan memiliki luka, dan untuk perempuan tentunya tidak sedang “mens” atau “haidh”.
Di tempat penangkaran hiu juga, terdapat beberapa hewan laut lainnya, seperti penyu, bintang laut ikan Buntal (di daerah saya, saya menyebutnya “Buntek”) dan lain-lain. Saya berphoto juga dengan hewan-hewan laut tersebut.
- Ke-empat, Joko Tuo, Fosil ikan besar
Menurut beberapa sumber yang saya temui, Joko Tuo merupakan sebuah fosil ikan besar yang ditemukan beberapa tahun lalu di pantai karimun jawa, kemudian pemerintah memindahkan fosil itu ke Jepara, kemudian belakangan pemerintah Karimun Jawa berinisiatif memindahkan kembali ke Karimun jawa, untuk menarik pewisata, dan ditempatkan di Gunung tertinggi di Karimun jawa, kemudian tempat itu juga dikenal dengan nama fosil tersebut, Joko Tuo.
Di Joko Tuo, selain bisa melihat fosil ikan yang berukuran perahu kecil, saya bisa melihat view perumahan di Karimun Jawa.
- Ke-lima, Wisata Mangrove
Di daerah saya, banyak ditemui pohon mangrove, namun di Karimun Jawa, saya menemukan beberapa spesies Mangrove yang baru ditemukan, dari pohon si api-api yang berdaun berukuran besar, hingga bakau yang menjulang tinggi dan berdaun mini. Pemerintah dan pengelola wisata membuat tempat wisata mangrove itu sedemikian rupa, sehingga kita bisa berjalan-jalan mengelilingi berbagai jenis pohon mangrove hingga ke bibir pantai, dan disana juga terdapat menara sehingga pewisata bisa menikmati keindahan pantai dari ketinggian.
- Ke-enam, Satu-satunya pesawahan di Karimun Jawa.
Ada hal yang menarik lainnya, yaitu lahan sawah satu-satunya di Karimun jawa, saya tidak melewatkan itu, secepat mungkin saya memotret pesawahan itu, yang hanya terdapat beberapa petak sawah, menurut Pa Ma’mun (Pemandu Wisata) Kebanyakan masyarakat di sana lebih memilih membeli beras daripada berladang, selain memang kondisi lahan yang kurang subur, pendapatan utama masyarakat disana dari pemandu wisata dan berdagang.
- Selanjutnya, Listrik Hanya Pada Malam Hari
Di Karimun Jawa, Aliran Listrik hanya digunakan pada malam hari, menonton tv, charge hp dan hal lainnya yang menggunakan listrik hanya bisa dilakukan malam hari, ini dikarenakan di sana menggunakan listrik tenaga surya, Siang hari waktunya menyimpan sumber listrik dan digunakan pada malam hari.
Banyak hal lain yang menarik di karimun Jawa, yang mungkin akan saya ceritakan dilain waktu, dan untuk Backpacker tempat ini sangat “rekomended”. Setelah backpack, sayapun punya cadangan DP (Display Picture) Blacberry untuk sebulan, jhaha…
Salam Backpacker…..
Tempat Wisata Favorit Asyik di Bali
26 June 2014
Ini merupakan tulisan lanjutan dari tulisan tentang traveling saya ke pulau dewata, yang sebelumnya terhenti.
Oke sob, langsung aja yah saya akan menceritakan tempat-tempat wisata terfavorit versi saya sendiri epul katama hehe,, berdasarkan pantauan saya pengalaman pribadi ataupun menurut beberapa rekam jejak di mesin pencari diantaranya adalah
1. Tanjung Benoa.
Saya berkunjung ke tempat ini lho, meskipun sebelumnya saya tidak mengenal tempat ini, yang saya tau sebelumnya bali adalah, kuta, legian, ubud, dan tanah lot. Tempat ini cukup menarik, selain menyajikan pantai yang membentang dengan ombak yang cukup beriak sehingga wisatawan asing dan domestik bisa melakukan berbagai jenis permainan air seperti surfing, para layang diatas ombak, banana boat dan lain-lain, ditempat ini juga tersedia wisata diving, karena disekitar pinggiran pantai ini juga terdapat pulau-pulau kecil yang menghalangi ombak, Nah, dipulau-pulau itulah ternyata disuguhkan oleh Tuhan pemandangan dasara laut yang indah.
Selain itu, diantara pulau-pulau kecil itu terdapat pula pulau yang dibuat sedemikian rupa menjadi tempat penangkaran penyu, wisatawan bisa melihat berbagai jenis penyu.
2. Kuta
Tempat ini mungkin sudah tidak asing lagi didengar, Bali ya Kuta, Kuta ya Bali, tapi bagi saya tempat ini kurang menarik, saya ditempat itu tidak bisa ngapa-ngapain pemandangan pun sama halnya dengan pantai di desa saya, pantai Pondok Bali, mungkin dikarenakan ada kesamaan kata “Bali” atau apalah, karena sebagian besar sama saja, seperti deburan ombaknya, pekat warnanya, hamparan pasirnya, meskipun kuta agak keputih-putihan. Perbedaaan yang sangat kentara mungkin jika di Kuta sejauh mata memandang adalah turis-turis asing yang berbikini, g-string, dan rok-rok mini, jika di pondok bali, sejauh mata memandang adalah nenek-nenek renta menjajakan jasa penyewaan “samak” (red. tikar) hehe…
3. Legian
Jika wisatawan berduit akan berkunjung ke Kuta, maka sebaiknya singgah dan berjalan-jalan di legian, karena disepanjang legian terdapat berbagai etalase yang menyajikan berbagai souvenir menarik, selain itu, di legian juga terbdapat berbagai jenis kuliner, dari mulai dari makanan sederhana hingga makanan yang sama sekali saya baru mengenalnya, dengan nama-nama yang aneh, yang tidak sama sekali saya kenal.
Anehnya, bahkan ada makanan atau minuman yang hanya berubah nama di Legian menjadi lebih mahal seperti es jeruk, yang di Subang hanya Rp.5000 saja, di Legian berubah nama menjadi The Legian Lemon Tea, bisa berubah menjadi 2$ atau sekitar Rp. 25.000, yah begitulah jika yang tidak punya duit ya jajan di tempat biasa aja, atau saya merekomendasikan di Rumah Makan Padang saja.
Di legian, ini memang tempat favorite nya para wisatawan asing dan berduit, karena disana terdapat banyak discotik, pub, clubbing dan sebaginya, entahlah saya juga kurang mengetahui hal begituan.
Jalan-jalan di Legian saya tidak melewatkan monumen ground zero, dan TKP utama Bom bali, Monumen Ground Zero dibangun untuk mengenang tragedi Bom Bali 1 dan menghormati para korbannya. Tragedi bom Bali 1 terjadi pada tahun 2002 tepatnya tanggal 12 Oktober. Peristiwa ini menyebabkan korban jiwa yang sangat banyak yaitu 202 orang meninggal yang kebanyakan turis asing yang berasal dari Australia. Peristiwa ini terjadi di Jl.Legian daerah Kuta, Bali tepatnya di Sari Club dan Paddy’s Cafe. (sumber. Backpacker bali)
4. Nusa Dua
Saya tidak singgah ke tempat ini, karena sebelumnya Bli Sudung menjelaskan bahwa Nusa Dua itu merupakan para elite, kelas atas yang berduit, nah kalau saya, ya backpack versi gratisan males juga berkunjung kesana, meskipun sebenarnya penasaran. Konon katanya, di Nusa dua terdapat tempat-tempat mewah, resort-resort, hotel-hotel berbintang lima dan restaurant yang menyajikan makanan-makanan termahal di Indonesia mungkin juga di Dunia, Bli Sudung bahkan sempat bercerita bahwa dia pernah di traktir oleh wisatawan asing yang membawanya (menjadi Guide) makan nasi goreng dengan telur ikan seharga 450$, itu berarti sama halnya dengan biaya makan saya di Subang selama 1 bulan.
5. Tanah Lot.
Tidak akan sempurna jika berkunjung ke Bali melewatkan tanah Lot, tanah Lot merupakan temat favorit saya, sebegitu semangat nya saya ingin melihat tanah lot sehingga saya meninggalkan rombongan menuju pura di atas karang di tepian pantai tersebut, bahkan saya tidak melepaskan kamera, segera saya ambil jepretan-demi-jepretan gambar melalui kamera DSLR punya saya, kemudian saya juga tidak melewatkan berfoto-foto dengan pose yang kaku (seperti layaknya pose-pose saya yang lain) Jhaha..
6. Ubud.
Dan yang terakhir adalah Ubud, wisata budaya yang sayang sekali tidak saya kunjungi, padahal selain tanah lot, Ubud ini adalah tempat yang paling saya ingin datangi, karena katanya disana, merupakan pusat wisata adat desa, dengan kultur pertanian nya, upacara-upacara adat, seniman-seniman handal, pengukir, pembuat patung dan lain-lainnya, saya ingin sekali ke tempat itu, sehingga suatu saat nanti saya mesti berkunjung ke sana.
Terimakasih Bli Sudung ~ Traveling ke Bali
21 May 2014
Saya akan bercerita tentang traveling ke Bali, kenapa saya katakan travel, bukan Backpack yang sebelumnya sering saya sebut-sebutkan dibeberapa tulisan saya.
Begini sob, kalau backpackers biasanya mereka melakukan trip nekad, tidak menggunakan jasa traveling, naik transportasi umum. Selain itu, ciri-ciri backpack biasanya memakai tas gede, dengan berbagai peralatan yang menunjang perjalanannya yang dimasukan kedalam tas gede mereka, dari mulai pakaian, obat2an, makanan secukupnya, dan yang paling penting adalah kamera, untuk dokumentasi, hehe. Backpackers lebih mengandalkan bagaimana mereka bertahan dengan modal seminim mungkin. Makanya seorang backpack rela naik turun transportasi umum, tidur diterminal atau emperan toko, jikapun di penginapan, lebih memilih penginapan kelas ekonomi, ataupun motel murah, makan di warung nasi murah, dengan menu yang sederhana.
Berbeda dengan Travelers biasanya mereka menggunakan jasa traveling, segala sesuatu kebutuhan mereka sudah dijamin oleh jasa traveling yang mereka pakai, mulai dari transportasi, penginapan ~biasanya hotel, hingga makan pun sudah disediakan. Mereka lebih mengedepankan kenyamanan dalam trip nya daripada pengalaman perjalanan seperti yang dilakukan seorang backpack.
Perjalanan saya ini, adalah traveling, bukan bacpkpack, karena saya menggunakan jasa tour and traveling Cendana Wisata, dari Bandung. Sehingga transportasi, konsumsi dan penginapan semuanya sudah disiapkan oleh Jasa Traveling.
Terus, siapa Bli Sudung yang disebutkan dijudul tulisan saya ini?
Nah, Bli Sudung adalah guide yang dibawa Cendana Wisata. Bli Sudunglah yang pertamakali mengenalkan Bali dengan segala isinya kepada saya, sehingga saya jatuh cinta dengan Bali. Bli Sudunglah yang menerangkan sedikit banyaknya kebudayaan Bali dan tempat-tempat wisata di Bali.
Ada beberapa hal yang Bli Sudung jelaskan tentang Bali, berkenaan dengan kebudayaan, adat istiadat dan tempat-tempat wisata di Bali. Diantaranya, bahwa bali itu sangat kental dengan kebudayaan, adat istiadat dan agamanya.
Disebutkan, di bali, hukum adat lebih kuat dibandingkan dengan hukum negara. Mereka, masyarakat bali, sangat patuh dengan aturan adat setempat, semisal hal poligami, Para suami di Bali dilarang poligami, jika ada yang melakukan poligami maka orang itu akan diasingkan, dan dalam pengasingannya akan dibuatkan rumah khusus dilapangan, dan dilarang melakukan interaksi dengan masyarakat lainnya.
Polisi adat -mereka menyebutnya Pecalang– di Bali lebih dihargai dan ditakuti daripada Polisi pemerintah. Pecalang menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat, peraturan-peraturan adat istiadat mereka yang mengatur Hal lainnya, Bli Sudung menjelaskan bahwa perekonomian dibali hampir 80 persen dikuasai oleh penduduk lokal, sisa nya investor dari luar bali, sehingga wajar saja jika perekonomian bali dan masyarakatnya terus maju dan berkembang.
Nanti dilanjut yah,,, lagi ada kerjaan….
Jelajah Sukabumi, Memanfaatkan Survei Nasional.
4 December 2013
Salam semangat dan selalu ceria,,, sob-sobat masih kenal saya kan?
Ya,,, 100 buat sobat semuanya,,, betul sekali, jawabannya, saya adalah Epul Katama, hihi… (kapan lagi saya bisa so’so-an terkenal kalau bukan di blog ini).
Oke sob, saya akan sedikit bercerita tentang pengalaman yang baru-baru ini saya lakukan. Gimana gak super, ketika kemaren saya jadi tukang survei yang diberikan oleh Charta Politika salah satu lembaga survei nasional dan kebetulan saya kebagian kota ujung selatan provinsi Jawa-Barat, Sukabumi. Saya manfaatkan untuk mengenal lebih dekat Kota Sukabumi yang hanya baru sekali saja ke kota tersebut, dan itu juga terbatas.
Dengan dibekali ongkos yang saya kira dengan ongkos tersebut saya bisa jalan-jalan di tempat-tempat wisata, nginep di Hotel (dalam tanda kutip sederhana, hihi) juga bisa kuliner sepuasnya. Maka berangkatlah saya dengan si Indro (temen saya yang tukang nge-Game itu) pake motor. Wow??? Kan lumayan bisa bikin jok motor aus. Hikhikhik…. Tak apalah demi bacpacker saya yang gak berangkat-berangkat.
Melihat budget yang ada, saya lihat dulu dan pilih-pilih destinasi yang akan saya kunjungi, yang penting ketika saya photo di tempat tersebut itu menandakan bahwa saya sedang di Sukabumi, yah setidaknya saya photo didepan kantor instansi tertentu yang ada plang Sukabumi nya, sehingga semua orang tau kalau saya bener-bener dari tempat tersebut.
Karena bingung memilih rute dan saya belum pernah ke Sukabumi pake motor maka saya menggunakan Navigation di HP Android Smartfren saya.
Menurut sang aplikasi Navigasi saya harus lewat jalur Purwakarta-Cianjur-Sukabumi, maka kami ikuti aja instruksinya, dan ternyata saya menikmati banget jalur tersebut, melewati Wanayasa kemudian Cirata, mengitari Waduk Jangari, dan yang tidak terduga ternyata ketika saya sedang menikmati enak nya jalan di Purwakarta tiba-tiba jalan kembali rusak ketika memasuki Cianjur,,, waduh parah deh,,, yah satu dua dengan Kabupaten yang itu,,,tuh,,, (mana hayohh??).
Yang lebih serunya lagi, dari Sukabumi kota, saya masih harus bermotor sejauh 65 km lagi ke arah Bogor dan mengelilingi Gunung Gede (gak pake tanda kutip, hihi). Ambooy rasanya,,, Desa Purwasari, Kecamatan Cicurug namanya.
Keesokan harinya kita jalan lagi menuju Simpenan, nama desanya Cidadap. Menurut peta kita harus balik lagi kota nanti pas di Cibadak ambil kanan, kita turutin petunjuk aplikasi Navigasi, namun apa yang terjadi? Kita disarankan untuk melalui desa Warung Kiara yang nota-bene saya udah tau tracknya,,, Parah broww,,, dan jalannya 3 kali lebih parah ke Desa Legon Wetan. (Legon Wetan??? Desa siapa tuh??? Maaf saya juga gak tau,, hihi). Saya perhatikan berulang rute di Peta, ternyata ada rute yang kayaknya jalannya lebih gede, yaitu rute yang menuju Pelabuhan Ratu, untuk meyakinkan, saya telpon bapak koordinator surveinya, dan ternyata benar, kita harus ambil jalan Pelabuhan Ratu? Wah, asik dong. Dan sayapun Joss… memakai rute tersebut.
Beres setengah survei sayapun menuju Pantai Citepus, dan menikmati Sunset yang katanya indah. (Padahal ritual ngeliatin matahari muncul dan matahari tenggelam itu udah jadi hidangan saya tiap pagi dan sore, hehe)
Lho kapan surveinya??? Saya pikir survei sudah menjadi makanan saya ketika mahasiswa dulu, bahkan ada yang bilang kayak gini “Semakin sering melakukan survei maka akan semakin pintar memanipulasi data”.  Haha,,, siapa yang bilang??? Ya saya sendiri, tapi jurus itu saya lakukan cuma pas waktu kepepet aja kok, seriuss…
Udah dulu yah,,, salam semangat,,